JAYABAYA.Setelah era Presiden Joko Widodo,
nama calon Presiden mengerucut pada pemilik nama yang berawalan atau berakhiran
Go untuk melengkapi ramalan Jayabaya.
Sejumlah tokoh pun mulai didengungkan. Pemilhan Presiden baru akan dilaksanakan
pada 2019. Joko Widodo bisa dipastikan akan maju sebagai incumbent. Nama-nama
tenar termasuk Prabowo Subianto, digadang-gadang akan kembali menjadi
penantangnya. Namun sejumlah tokoh alternatif yang selama ini tidak terlibat
dalam hiruk-pikuk politik juga mulai disebut. Nama-nama itu dikaitkan untuk
menggenapi lima suku kata pemimpin ideal yang akan membawa kemakmuran bagi
Bangsa Indonesia sesuai ramalam Jayabaya.
“Saat ini kita baru menemukan Notono, yakni dan nama belakang
Presiden Soekarno, Soeharto dan Susilo Bambang Yudhoyono. Jika pun Presiden
Joko Widodo bisa menyelesaikan masa baktinya selama satu periode, atau bahkan
dua periode, namanya tidak termasuk yang diramalkan Jayabaya. Untuk sampai pada
Notonogoro, kita masih menunggu lahirnya pemimpin yang memiliki nama dengan
awalan atau akhiran Go atau Ga dan Ro atau Ra,” ujar Ki
Timbul Sayekti, pemerhati budaya Jawa.
Calon Presiden RI Ke 8 Indonesia Berdasarkan Tafsir Ramalan Jayabaya
Lalu siapa tokoh nasional yang memiliki nama dengan awalan atau akhiran Go atau Ga yang akan menggantikan era Presiden Jokowi, pasca 2019 atau mungkin setelah 2024 andai pada Pilpres 2019 Jokowi kembali terpilih? Meski belum bisa dipastikan apakah yang bersangkutan akan maju dalam Pilpres 2019 maupun 2014, namun sejumlah nama pemilik awalan atau akhiran Go layak dipertimbangkan. Mereka di antaranya adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, mantan Menteri Dalam Negeri era SBY, Gamawan Fauzi, mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, bahkan tokoh pers yang juga sastrawan, Gunawan Mohammad dan sejumlah nama lainnya yang saat ini tengah menjadi pemimpin di berbagai pelosok negeri.
Ramalan Jayabaya Tentang Presiden,Satria Piningit Di Pulo Jawa Indonesia
Dari nama-nama tersebut, Gatot Nurmantyo dan Ganjar Pranowo menjadi tokoh yang paling memiliki kans untuk menjadi Presiden pasca Jokowi. Kebetulan keduanya tokoh memang memiliki kedekatan dengan Jokowi. Berikut profil singkat kedua tokoh tersebut:
Gatot Nurmantyo
Ayah Gatot pensiun dengan pangkat
terakhir Letnal Kolonel Infanteri dan tugas terakhir sebagai Kepala Kesehatan
Jasmani di Kodam XlIl/Merdeka, Sulawesi Utara. Sedangkan ibunda Gatot, anak
seorang Kepala Pertamina di Cilacap, memiliki tiga orang kakak kandung yang
mengabdi sebagai prajurit TNI AD, TNT-AL dan TNT-AU.
Karena anak tentara, sejak kecil
Gatot hidup berpindah-pindah. Setelah dari Tegal, ia pindah ke Cimahi, Jawa
Barat, hingga kelas 1 Sekolah Dasar. Setelah itu Ia pindah ke Cilacap sampal
kelas 2 SMP. Lalu ia pindah ke Solo hingga tamat SMA. Sebenarnya Gatot ingin
menjadi arsitek. Makanya Ia mendaftar ke Universitas Gadjah Mada (UGM). Tapi karena
tahu Gatot ingin masuk ke UGM, ibundanya berbicara: “Ayahmu hanyalah seorang
pensiunan. jika kamu hendak masuk ke UGM, maka kemungkinan adik-adikmu nanti tidak bisa sekolah,” ujar lbundanya Gatot..
Karena hal itu Gatot berangkat ke
Semarang, untuk mendaftar Akabri lewat Kodam Diponegoro. Sepulangnya dari
Semarang, Ia mengabari ibunya bahwa Ia telah mendaftar ke Akabri. Ibunya pun
mengizinkan dengan berpesan, “Jika kamu ingin menjadi tentara,maka kamu harus bisa
menjadi prajurit RPKAD.”
Orang tua Gatot,terutama Ibunya
sangat ingin agar salah satu anaknya dapat menjadi anggota RPKAD yang sekarang
adalah KOPASSUS.Setelah lulus Akabri, Gatot mulai berusaha agar dapt menjadi
anggota RPKAD kalau sekarang namanya KOPASSUS.Pertama kali mendaftar ia gagal. Setelah
berpangkat seorang Kapten, ketika itu bertugas di Pusat Latihan Tempur di
Baturaja, Sumsel,Gatot kembali mendaftar untuk yang kedua namun masih gagal.
Akan tetapi Gatot tidak mudah
menyerah.Ia terus selalu bermunajat berdoa kepada Allah SWT agar suatu saat nanti
dirinya dapat menjadi anggota Kopassus.Pada saat ia menjabat sebagai KSAD (25
Juli 2014—15 Juli 201 5)akhirnya ada kesempatan. Tak lama setelah pelantikan,
Gatot menemui Danjen Kopassus yaitu Mayjen TNT Agus Sutomo serta menyampaikan tujuannya untuk mendaftar
pendidikan sebagai Kopassus.
Tapi Agus Sutomo berkata, “Tidak
usah ikut pendidikan saja Pak, nanti Bapak akan saya kasih brevet kehormatan
saja”.Tapi ia menolak. Ia bersikeras ingin mendapat baret merah secara normal
normal. Akhirnya Gatot menjadi siswa
Kopassus.Ia mengikuti semua prosedur yang seharusnya mulai dari pendaftaran,
ujian, hingga penyematan brevet komando dan baret di pantai Cilacap. Untuk itu,
Ia harus melalul ujian yang keras, antara lain senam jam 2 pagi, lalu direndam
di kolam suci Kopassus di Batujajar. Kemudian Iongmarch, hingga berenang
militer selama lebih 2 jam dan pantai Cilacap ke pulau Nusakambangan.
Bahkan Gatot juga mengikuti
pendidikan Sandi Yudha yang diantaran ujiannya yaitu harus masuk ke suatu
tempat yang begitu rapat serta dikawal sangat ketat oleh prajurit Kopassus. Ia
lolos mulus.Gatot akhirnya diyatakan lulus semua tahapan dan resmi diangkat
menjadi keluarga besar Korps Baret Merah di Cilacap, Jawa Tengah,2 September
2014.Brevet pasukan komando itu disematkan di dada sebelah kanan Gatot, sebagai
tanda bahwa Gatot telah menerima brevet lewat prosedur seharusnya yang wajib dilalui oleh
prajurit Kopassus.
Setelah resmi menjadi prajurit
Kopassus, Gatot ke Kartosuro (Markas Grup 2 Kopassus)dengan naik helikopter.Ia
langsung menuju makam kedua orang tuanya di Solo. Di makam kedua orang tuanya
itu lalu Ia memberi hormat seraya menyampaikan, “Ibu saya telah menunaikan
tugas.” waktu terjadi saat Gatot berusia 55 tahun.
Ganjar Pranowo
Nama lain yang memiliki awalan Go atau Ga adalah Ganjar Pranowo. Lahir di Karanganyar, Jawa Tengah, tanggal 28 Oktoben 1968, Ganjar menduduki jabatan sebagal Gubernur Jawa Tengah sejak 23 Agustus 2013. Sebelumnya, ia adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Fraksi PDI Perjuangan peniode 2004-2009 dan 2009-2013.Selain itu, Ganjar juga menjabat sebagai Ketua Umum KAGAMA (Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada) periode 2014-2019 berdasarkan Kongres KAGAMA November 2014 di Kendari.
Ganjar menempuh pendidikan
sekolah dasar di SD Kutoarjo. Lalu ia melanjutkan pendidikannya di SMP 1
Kutoarjo dan SMA BOPKRI 1, Yogyakarta. Setelah lulus sekolah menengah atas ia
melanjutkan pendidikannya di Fakultas Hukum Univensitas Gadjah Mada.Ketika
kuliah di Univensitas Gadjah Mada ini, kemampuan kepemimpinannya semakin
meningkat setelah melalui kegiatan di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia dan
Mapagama (Mahasiswa Pecinta AIam Gadjah Mada) yang menjadi salah satu sub unit
Gelanggang Mahasiswa UGM yang akan membawanya menjadi salah satu dan aktivis
gelanggang terkemuka bersama Aries Baswedan
Sebebum menjadi gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo adalah anggota DPR RI selama dua periode, 2004-2009 dan 2009- 2014. Tetapi pada periode ke-dua tidak meneruskannya karena ia terpilih menjadi gubernur Jawa Tengah.Sebenarnya, pada periode 2004-2009 dia tidak dapat lolos ke Senayan, tetapi akhirnya dia menerima tugas pengganti antar waktu (PAW) karena menggantikan rekan separtainya yang saat itu berada dalam satu daerah pemilihan yang sama dengannya, Jacob Tobing yang diberi tugas oleh Presiden Megawati untuk menjadi duta besar Korea Selatan.
Ganjar ikut mengajukan diri
sebagai calon gubernur.Pemilihan Umum Gubennur Jawa Tengah pada Tahun 2013,yang
saat itu berpasangan dengan Heru Sudjatmoko yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan atau PDIP keluar sebagai pemenang dengan total perolehan suara
mencapai 48,82%.
Ganjar dikenal dekat dengan rakyat. Beberapa gebrakan yang dilakukan mendapat apresiasi dan masyarakat. Ganjar juga dikenal sering berinteraksi langsung dengan masyarakat melalui akun twitter. Mengingat usianya yang masih sangat mudah (48 tahun), Ganjar memiliki kans untuk menjadi pemimpin masa depan lndonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar